Jumat, 24 September 2021

Materi PAI Kela XII Bab III - Menghidupkan Nurani Dengan Berfikir Kritis


Membuka Relung Hati, Tidak ada satu makhluk Allah Swt. yang tidak  berguna, itu pasti. Persoalannya hanyalah pada keterbatasan kemampuan manusia dalam mengungkap manfaat dan misterinya. Salah satunya dan yang secara tegas menantang manusia adalah fakta tentang unta. Salah satu fakta tentang unta yang masih menjadi misteri adalah kemampuannya bertahan hidup di padang pasir yang panas tanpa air dalam waktu lama, hingga sekitar satu setengah bulan. 

“Apakah mereka tidak memperhatikan, bagaimana unta diciptakan?” (Q.S. al-Ghasyiyah /88:17)

Silahkan Download Buku PAI kelas XII di Link 1, atau Link 2

Cukup lama fakta ini menjadi misteri yang membingungkan para ilmuwan. Pada akhirnya, para pakar fisiologi dan biologi telah menemukan jawaban dari misteri tersebut, jawabannya bahwa unta ternyata memiliki kemampuan untuk memproduksi air dari lemak yang terdapat dalam punuknya melalui proses kimiawi. Hal ini tidak dapat ditandingi oleh industri yang ada di dunia. Unta menyimpan cadangan air di punuknya. Jika unta menyimpannya di bawah kulit seperti manusia, maka suhu tubuh akan meningkat drastis dan berakibat fatal. 

Unta mampu menyimpan lemak di punuknya sekitar 120 kg. Adanya jumlah cadangan lemak sebanyak ini, unta mampu bertahan hidup tanpa air selama satu setengah bulan. Subhanallah…!  Masih banyak misteri lain tentang unta, baik yang sudah terungkap maupun yang  belum. Ayo terus belajar tentang unta!

Aktivitas Siswa

  • Untuk melihat lebih banyak tentang misteri dan kedahsyatan ciptaan Allah Swt., carilah hasil-hasil penelitian ilmiah terkait dengan unta atau binatang lainnya! 
  • Setelah diunduh dan diedit, presentasikan di depan kelas untuk men-dapatkan tanggapan dari kelompok lain ! 
Mengkritisi Sekitar Kita

Perhatikan realitas kehidupan dan fenomena alam berikut !
  • Nyamuk yang diciptakan dengan sayap dan bisa terbang ternyata justru menjadi makanan cicak dan katak yang tidak dapat terbang.  Apa makna dari penciptaan tersebut menurut pendapatmu?  
  • Di samping makhluk-makhluk berbadan besar seperti gajah dan semisalnya, Allah Swt. juga menciptakan makhluk yang super kecil, bahkan yang tidak terlihat mata. Berangkat dari keyakinan bahwa semua makhluk yang diciptakan Allah Swt. pasti ada manfaatnya, telusuri di berbagai sumber untuk menemukan manfaat makhluk-makhluk mikro tersebut bagi kehidupan manusia!
  • Petir ada yang berpendapat sebagai alat untuk melempar setan, sedangkan dalam pandangan ilmu pengetahuan, hal itu terjadi karena adanya gesekan arus listrik. Dengan keyakinan bahwa kebenaran ilmiah akan selalu sejalan dengan kebenaran al-Qur'an. Bagaimana memadukan kedua konsep tersebut? 
Coba kalian diskusikan dengan kelompokmu atau teman-temanmu untuk mencari
jawaban ilmiahnya!

Memperkaya Khazanah

A. Tadarus al-Qurān 5-10 Menit sesuai Tema
Kewajiban untuk tadarus al-Quran dengan sebenar-benarnya (Q.S.alBaqarah/2:121) bertujuan menumbuhkan keinginan peserta didik untuk mentadabburi dan mengetahui manfaatnya. Seperti paham makna al-Qurān dan mengetahui rahasia keagungan-Nya. Dengan mengetahui manfaatnya, peserta didik diharapkan dapat melaksanakan dan mengikutinya karena al-Qurān sudah  membekas dalam jiwa (Q.S. Tahā/20:112-113,Q.S. al-Baqarah/2:38), sehingga  peserta didik akan memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan (Q.S.Tahā/20:2-3).

Oleh karena itu, sebelum kalian memulai pembelajaran, lakukan tadarus al-Quran secara tartil selama 5-10 menit dengan kelompok kalian masing-masing dipimpin oleh ketua kelompok. Ayat-ayat yang dibaca akan ditentukan oleh Bapak/Ibu guru kalian.

B. Menganalisis dan Mengevaluasi Makna Q.S. Ali-Imran/3:190-191 serta  Hadis tentang Berfikir Kritis

Berpikir kritis didefinisikan beragam oleh para pakar. Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan”.  

Berangkat dari definisi di atas, sikap dan tindakan yang mencerminkan berpikir kritis terhadap ayat-ayat Allah Swt. (informasi Ilahi) adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya. Kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif.

Baca dengan Tartil Ayat al-Quran dan Terjemahannya yang Mengandung Perintah Berpikir Kritis.

Salah satu mukjizat al-Quran adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan alam dan menantang para pembacanya untuk merenungkan informasi Ilahi tersebut. Di antara ayat  yang dimaksud adalah firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali -Imron/3:190-191 berikut ini :

(190)إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ  وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191)

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah Swt.) bagi orangorang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit  dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”.

Penerapan Tajwid
Pelajari hukum tajwid pada tabel berikut !

Aktivitas Siswa : Hukum tajwid yang diungkap dalam Tabel 3.1 di atas hanya sebagian. Temukan lebih banyak lagi lafal-lafal yang mengandung hukum tajwid pada kedua ayat di atas!

Kosa Kata Baru

Aktivitas Siswa : Hafalkan Q.S. Ãli ‘Imrān /3:190-191 beserta artinya dan perbendaharaan kosa-kata baru, setelah hafal demontrasikan pada kelompokmu untuk dikoreksi kesalahan bacaan dan hafalannya! 

Asbabun Nuzul
At-Tabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abas r.a.,bahwa orangorang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya,”Bukti-bukti kebenaran apakah yang dibawa Musa kepadamu?” Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya”.
Kemudian, mereka mendatangi kaum Nasrani dan menanyakan, “Bagaimana halnya dengan Isa?” Dijawab, “Isa menyembuhkan mata yang buta sejak lahir dan penyakit sopak serta menghidupkan orang yang sudah mati.” Selanjutnya, mereka mendatangi Rasulullah saw. dan berkata, “Mintalah dari Tuhanmu agar bukit safa itu jadi emas untuk kami.” Maka Nabi berdoa, dan turunlah ayat ini (Q.S. Ali Imron/3:190-191), mengajak mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan, dan matahari serta peredarannya, laut, gununggunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, dan sebagainya. Aktivitas Siswa 
(Sumber: Kementerian Agama (2012), Al-Qur'±n dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan), Jilid 2, Jakarta, hal. 96-97)


Aktivitas Siswa
Carilah riwayat lain di berbagai sumber, yang menjadi asbabun nuzul ayat di atas lalu, presentasikan di depan kelas!

Tafsir Penjelasan Ayat

Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah saw. minta izin untuk beribadah pada suatu malam, kemudian bangunlah dan berwudu lalu salat. Saat salat, beliau menangis karena merenungkan ayat  yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji Allah Swt. dan kembali menangis lagi hingga air matanya membasahi tanah.  

Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi saw. menangis ia bertanya, “Wahai Rasulullah saw., mengapa Anda menangis, padahal Allah Swt. telah mengampuni dosa-dosa Anda baik yang terdahulu maupun yang  akan datang?” Nabi menjawab, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang  bersyukur kepada Allah Swt.?” dan bagaimana aku tidak menangis, pada malam ini Allah Swt. telah menurunkan ayat kepadaku. Kemudian, beliau berkata, “alangkah ruginya dan celakanya orang-orang yang membaca ayat ini tetapi tidak merenungi kandungannya.” 

Memikirkan terciptanya siang dan malam serta silih bergantinya secara teratur, menghasilkan perhitungan waktu bagi kehidupan manusia. Semua itu menjadi tanda kebesaran Allah Swt. bagi orang-orang yang berakal sehat. Selanjutnya, mereka akan berkesimpulan bahwa tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang sia-sia, karena semua ciptaan-Nya adalah inspirasi bagi orang yang berakal.

Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda kebesaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam segala keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap waktunya diisi untuk memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang menggambarkan kesempurnaan-Nya. Penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam benar-benar merupakan masalah yang sangat rumit dan kompleks, yang terus-menerus menjadi lahan penelitian manusia, sejak awal lahirnya peradaban. Banyak ayat yang menginspirasi dan memotivasi manusia untuk meneliti alam raya ini, di antaranya adalah Q.S. al-A’raf/7:54, yang menyebutkan bahwa penciptaan langit itu   (dalam enam masa).

Terkait dengan penciptaan langit dalam enam masa ini, banyak para ilmuwan yang terinspirasi untuk membuktikan dalam penelitian-penelitian mereka. Salah satunya adalah Dr. Ahmad Marconi, dalam bukunya Bagaimana Alam Semesta Diciptakan, Pendekatan al-Qurān dan Sains Modern (tahun 2003), sebagai berikut: kata ayyam adalah bentuk jamak dari kata yaum. Kata yaum dalam arti sehari-hari dipakai untuk menunjukkan terangnya siang, ditafsirkan sebagai “masa”.  “Ayyam” dapat diartikan “beberapa hari”, bahkan dapat berarti “waktu yang lama”. Abdullah Yusuf Ali, dalam The Holy Qur’an, Translation and Commentary, 1934, menyetarakan kata ayyam dengan “age” atau “eon” (Inggris). Sementara Abu Suud menafsirkan kata ayyam dengan “peristiwa” atau “naubat”. Kemudian diterjemahkan juga menjadi “tahap”, atau periode atau masa. Dengan demikian, kata sittati ayyam dalam ayat di atas berarti “enam masa”.

Secara ringkas, penjelasan “enam masa” dari  Dr. Marconi adalah sebagai berikut : 
  • Masa Pertama, sejak peristiwa Dentuman Besar  (Big Bang) sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal (Superforce). 
  • Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi jagad raya, namun belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup (Sup Kosmos). 
  • Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya ini. 
  • Masa Keempat, elektron-elektron  mulai terbentuk. 
  • Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi, dan jagad raya terus mengembang. Masa Keenam, jagad raya terus mengembang, hingga terbentuknya planet-planet.
Demikian juga dengan silih bergantinya siang dan malam merupakan fenomena yang sangat kompleks. Fenomena ini melibatkan rotasi bumi, sambil mengelilingi matahari dengan sumbu bumi miring. Dalam fenomena fisika, bumi berkitar (precession) mengelilingi matahari. Gerakan miring tersebut memberi dampak musim yang berbeda. Selain itu, rotasi bumi distabilkan oleh bulan yang mengelilingi bumi. SubhanAllahh.  

Semua saling  terkait. Kompleksnya fenomena penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, tidak akan dapat dipahami dan diungkap rahasianya kecuali oleh para ilmuwan yang tekun, tawadhu’, dan cerdas. Mereka itulah para “ulul albab” yang dimaksud dalam ayat di atas.

Jadi, berpikir kritis dalam beberapa ayat tersebut adalah memikirkan dan melakukan tadabbur semua ciptaan Allah Swt. Dengan demikian, kita sadar betapa Allah Swt. adalah Tuhan Pencipta Yang  Maha Agung, Maha Pengasih lagi Penyayang, dan mengantarkan kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Hamba yang bersyukur selalu beribadah (ritual dan sosial) dengan ikhlas.

C. Menyajikan Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal (Ulil Albab) sesuai Pesan Q.S. Ali-Imran/3: 190-191
Definisi tentang berpikir kritis disampaikan oleh Mustaji. Ia memberikan definisi bahwa  berpikir kristis adalah “berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan”. Contohnya adalah kemampuan  berpikir kritis merupakan kemampuan “membuat ramalan”, yaitu membuat prediksi tentang suatu masalah. Seperti memperkirakan apa yang akan terjadi besok berdasarkan analisis terhadap kondisi yang ada pada hari ini. 

Dalam Islam, masa depan yang dimaksud bukan sekedar masa depan di dunia, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu di akhirat. Orang yang dipandang  cerdas oleh Nabi adalah orang yang pikirannya jauh ke masa depan di akhirat.  Maksudnya, jika kita sudah mengetahui bahwa kebaikan dan keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat, maka dalam setiap perbuatan kita harus ada pertimbangan akal sehat. Jangan dilakukan perbuatan yang akan menempatkan kita di posisi yang rendah di akhirat. “Berpikir sebelum bertindak”, itulah motto yang harus menjadi acuan orang “cerdas”. 

Pelajari baik-baik sabda Rasulullah saw. berikut ini.

Artinya :  Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Orang yang  cerdas ialah orang  yang  mampu  mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya  setelah mati. Sedangkan  orang  yang  lemah ialah orang yang  selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah Swt. dengan harapan kosong”. (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata : Hadis Hasan).

Dalam hadis ini Rasulullah saw. menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu saja, hal itu sangat dipengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan kedua, yaitu akhirat. Orang yang tidak meyakini adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apa pun. Jika indikasi “cerdas” dalam pandangan Rasulullah saw. adalah jauhnya orientasi dan visi ke depan (akhirat), maka pandangan-pandangan yang hanya  terbatas pada dunia, menjadi pertanda tindakan “bodoh” atau “jahil” (Arab, kebodohan=jahiliyah). Bangsa Arab pra Islam dikatakan jahiliyah bukan karena tidak dapat baca tulis, tetapi  karena kelakuannya menyiratkan kebodohan, yaitu menyembah berhala dan melakukan kejahatan-kejahatan. Orang “bodoh” tidak pernah takut melakukan korupsi, menipu, dan kezaliman lainnya, asalkan dapat selamat dari jerat hukum di pengadilan dunia. 

Jadi, kemaksiatan adalah tindakan “bodoh” karena hanya memperhitungkan pengadilan dunia yang mudah direkayasa, sedangkan pengadilan Allah Swt. di akhirat yang tidak ada tawar-menawar malah ”diabaikan”. Orang-orang tersebut dalam hadis di atas dikatakan sebagai orang “lemah”, karena tidak mampu melawan nafsunya sendiri. Dengan demikian, orang-orang yang suka bertindak bodoh  adalah orang-orang  lemah.

Orang yang cerdas juga mengetahui bahwa kematian dapat datang kapan saja tanpa diduga. Oleh karena itu, ia akan selalu bersegera melakukan kebaikan (amal saleh) tanpa menunda.

Rasulullah saw. bersabda :

Artinya: Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:“Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara   yaitu : Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta yang terpahit dideritanya?” 
(HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis hasan).
Sumber: Hadits 9 Imam, Sunan At-Tirmidzi,  No. Hadist: 2228, Kitab: Zuhud, Bab: Segera beramal shalih

Dalam hadis di atas, Rasulullah saw. mengingatkan kita supaya bersegera dan tidak menunda-nunda untuk beramal salih. Rasulullah saw. menyebut tujuh macam peristiwa yang buruk untuk menyadarkan kita semua. 
  • Pertama, kemiskinan yang membuat kita menjadi lalai kepada Allah Swt.  karena sibuk mencari penghidupan (harta). 
  • Kedua,  kekayaan yang membuat kita menjadi  sombong karena menganggap semua kekayaan itu karena kehebatan kita.  
  • Ketiga, sakit yang dapat membuat ketampanan dan kecantikan kita pudar, atau bahkan cacat. 
  • Keempat, masa tua yang membuat kita menjadi lemah atau tak berdaya. 
  • Kelima, kematian yang cepat karena usia/umur yang dimilikinya tidak memberi manfaat. 
  • Keenam, datangnya dajjal yang dikatakan sebagai makhluk terburuk karena menjadi fitnah bagi manusia. Ketujuh, hari kiamat, bencana terdahsyat bagi orang yang mengalaminya.
Jadi, berpikir kritis dalam pandangan Rasulullah saw. dalam dua hadis di atas adalah mengumpulkan bekal amal salih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian (akhirat), karena “dunia tempat menanam dan akhirat memetik hasil (panen)”. Oleh karena itu, jika kita ingin memetik hasil di akhirat, jangan lupa bercocok tanam di dunia ini dengan benih-benih yang unggul, yaitu amal salih. 

Dengan amal salih insya Allah kita akan memperoleh hidup yang baik di dunia dan memperoleh sukses di akhirat. Gambaran sukses di akhirat adalah; Pertemuan dengan Rabbul ‘Izzati, mendapatkan ampunan akan kesalahan, terbebas dari api neraka, dan tinggal di surga dengan segala keindahannya. Tentunya ini semua akan diperoleh dengan keridhaan Allah Swt. dan kebiasaan efektif serta berpikir strategis dari tujuan akhir yang kita inginkan. Orang menyebut dengan istilah berpikir besar, mulai dari yang kecil dan aksi sekarang juga, dan ini semua hanya dimiliki oleh orang-orang yang berakal (ulil albab).

Aktivitas Siswa
  • Cari ayat-ayat al-Qur±n yang memotivasi/menginspirasi manusia untuk merenung dan meneliti dengan ciri-ciri di antaranya menggunakan kata (yang artinya) “ BERPIKIR, BERAKAL, BERTADABBUR, MELIHAT, dan sejenisnya !
  • Cari asbabun nuzul dan tafsir ayat-ayat tersebut dalam kitab tafsir modern baik langsung maupun melalui internet !
  • Amati Gambar 3.9 di halaman 54 dan berikan tanggapan terhadap fakta temuan tentang laut dua warna! Diskusikan dan buat laporan hasil kegiatan bersama dengan teman sekelompokmu !
  • Temukan keajaiban lain dalam dunia laut dan diskusikan dengan teman sekelompokmu! Buat laporan hasil kegiatan dan presentasikan di depan kelas !
Laut Dua Warna

Allah Swt. berfirman: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. Maka nikmat Allah Swt. manakah yang kamu dustakan. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” 
(Q.S ar-Rahman/55:19-22).


“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S al-Furqon/25:53)

Sejumlah ahli menemukan laut dua warna yang tak pernah bercampur yang terletak di selat Gibraltar. Inilah yang menghubungkan lautan Mediterania dan samudera Atlantik. Hebatnya lagi, kedua laut itu dibatasi oleh dinding pemisah. Bukan dalam bentuk dinding tebal, pembatasnya adalah air laut itu sendiri. Dengan adanya pemisah ini, setiap lautan memelihara karakteristiknya sehingga sesuai dengan makhluk hidup (ekosistem) yang tinggal di lingkungan itu. Namun mereka masih mempertanyakan, mengapa tidak dapat bercampur? 

Pertanyaan itu baru terjawab pada tahun 1942M/1361H. Hal ini terjawab melalui studi yang mendalam menyingkap adanya lapisan-lapisan air pembatas yang memisahkan antara lautan-lautan yang berbeda-beda. Selain itu, juga berfungsi memelihara karakteristik khas setiap lautan dalam hal kadar berat jenis, kadar garam, biota laut, suhu, dan kemampuan melarutkan oksigen. 

Kemudian, semakin banyak fakta-fakta yang menakjubkan terungkap, sehingga Professor Shroeder, ahli kelautan dari Jerman mengungkapkan kekagumannya akan kebenaran al-Quran. Dimana al-Quran  yang diturunkan 14 abad yang lalu telah berbicara mengenai hal tersebut. Subhanallah.

D.  Manfaat Berpikir Kritis
Adapun manfaat berfikir kritis di antaranya adalah sebagai berikut.
  • Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.
  • Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia.
  • Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. dalam mengembangkan IPTEK.
  • Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian).
  • Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena alam.
  • Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal dan fasilitas lain, baik yang berada di dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta.
  • Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan.
  • Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
  • Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk kehidupan di akhirat dengan meningkatkan amal saleh dan menekan/meninggalkan kemaksiatan.
Menerapkan Perilaku Mulia
Berikut ini adalah sikap dan perilaku terpuji  yang harus dikembangkan terkait dengan berpikir kritis berdasarkan ayat al-Qur'an dan hadis di atas yaitu sebagai berikut.
  • Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal sehat.
  • Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah alam semesta bagi manusia.
  • Melakukan kajian-kajian terhadap ayat-ayat al-Qur'an secara lebih mendalam  bersama para pakar di bidang masing-masing.
  • Menjadikan ayat-ayat al-Qur'an sebagai inspirasi dalam melakukan penelitian-penelitian ilmiah untuk mengungkap misteri penciptaan alam.
  • Menjadikan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) sebagai inspirasi dalam  mengembangkan IPTEK.
  • Mengoptimalkan pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan  umat manusia.
  • Membaca dan menganalisis gejala alam untuk mengantisipasi terjadinya bahaya.
  • Senantiasa berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi  orang yang visioner.
  • Senantiasa berupaya meningkatkan amal salih dan menjauhi kemaksiatan sebagai tindak lanjut dari keyakinanannya tentang adanya kehidupan kedua di akhirat dan sebagai perwujudan dari rasa syukur kepada Allah Swt. atas semua anugerah-Nya.
  • Terus memotivasi diri dan berpikir kritis dalam merespon semua gejala dan fenomena alam yang terjadi.
Rangkuman
  • Q.S. Ali Imron /3:190  menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, mengandung tanda-tanda kebesaran Allah Swt.
  • Orang-orang yang berakal dalam ayat yang ke-191 adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam segala keadaan.
  • Tidak ada satu pun ciptaan Allah Swt. yang sia-sia, semuanya mengandung makna, manfaat, dan pelajaran berharga bagi orang yang mau merenungkan nya.
  • Orang yang cerdas menurut Rasulullah saw. adalah orang yang berpikir jauh ke depan, sampai pada kehidupan di akhirat kemudian mengisi hidupnya sebagai bekal kehidupan kedua itu.
  • Pentingnya mengadakan perenungan tentang ayat-ayat Allah Swt. dalam alQuran untuk mendapatkan pemahaman yang utuh dan menemukan makna yang tersembunyi.
  • Pentingnya mengadakan perenungan tentang ayat-ayat kauniyah (alam semesta) untuk mendapat inspirasi dalam mengembangkan IPTEK.
  • Pentingnya mengadakan penelitian terhadap fenomena alam semesta untuk mengungkap misteri-misteri yang terdapat pada aneka ragam makhluk ciptaan Allah Swt.

Senin, 20 September 2021

Materi PAI Kelas XII Bab 2 - Meyakini Qada' dan Qadar Melahirkan Semangat Bekerja

Meyakini Qada' dan Qadar Melahirkan Semangat Bekerja

Ketetapan Allah Swt. di zaman azali disebut Qada'. Kenyataan bahwa saat terjadinya sesuatu yang menimpa makhluk Allah Swt. disebut Qadar atau takdir. Dengan kata lain bahwa Qadar adalah perwujudan dari Qada'. Antara Qada' dan Qadar saling berkaitan. Qada' adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah Swt. sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah Swt. Jadi, hubungan antara Qada' dan Qadar ibarat rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah Swt. berupa Qadar-Nya sesuai dengan ketentuan-Nya.

Silahkan Download Buku PAI kelas XII di Link 1, atau Link 2

A. Pengertian Qada' dan Qadar

Pandangan yang membedakan antara Qada' dan Qadar, mendefiniskan Qadar dengan “ilmu Allah Swt. tentang apa yang akan terjadi pada makhluk di masa mendatang. ” Qada' adalah “segala sesuatu yang Allah Swt. wujudkan (adakan atau berlakukan) sesuai dengan ilmu dan kehendaknya.” Sebagian  ulama yang lain justru menerapkan definisi di atas secara terbalik, yakni definisi Qada' dan Qadar ditukar.

Pendapat yang menyamakan Qada' dan Qadar memberikan definisi ”bahwa aturan baku yang diberlakukan oleh Allah Swt. terhadap alam ini, undang-undang yang bersifat umum, dan hukum-hukum yang mengikat sebab dan akibat”. Pengertian itu diilhami oleh beberapa ayat al-Quran, seperti firman Allah Swt.:

اللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ أُنْثَىٰ وَمَا تَغِيضُ الْأَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ ۖ وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ

Artinya : “Allah Swt. mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya”. (Q.S. Ar-Ra’d/13:8)

Qada' menurut bahasa berarti “menentukan atau memutuskan”, sedangkan menurut istilah artinya “segala ketentuan Allah Swt. sejak zaman azali”. Adapun pengertian Qadar menurut bahasa adalah “memberi kadar, aturan, atau ketentuan”. Menurut istilah berarti ”ketetapan Allah Swt. terhadap seluruh makhluk-Nya tentang segala sesuatu”. Firman Allah Swt.:

الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا

Artinya : “Yang kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”.
(Q.S. Al-Furqan/25:2).

Iman kepada Qada' dan Qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menentukan segala sesuatu bagi makhluk-Nya. Menurut Yasin, iman kepada Qada' dan Qadar adalah “mengimani adanya ilmu Allah Swt. yang qadīm dan mengimani adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku serta kekuasaan-Nya yang menyeluruh”

Iman kepada Qada' dan Qadar meliputi empat prinsip, sebagai berikut.

  • Iman kepada ilmu Allah Swt. yang Qadiim (tidak berpermulaan), dan Dia mengetahui perbuatan manusia sebelum mereka melakukannya.
  • Iman bahwa semua Qadar Allah Swt. telah tertulis di Lauh Mahfuzh.
  • Iman kepada adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku dan kekuasaan-Nya yang bersifat menyeluruh.
  • Iman bahwa Allah Swt. adalah Zat yang mewujudkan makhluk. Allah Swt. adalah Sang Pencipta dan yang lain adalah makhluk.


B. Dalil-Dalil tentang Qada' dan Qadar

Allah Swt. menjelaskan tentang Qada' dan Qadar, melalui firman-firman-Nya, dan juga dalam beberapa hadis Rasulullah saw., di antaranya menyatakan hal-hal berikut.

1. Dalil al-Qur'an

a) Q.S. al-Qamar/54:49

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ


Artinya : “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir).”
(Q.S. Al-Qamar/54:49)

b) Q.S. al-Hadiid/57:22

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya : “Tidak ada suatu bencana apapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah Swt.” (Q.S. Al-Hadiid/57:22)

c) Q.S. al-Isra’/17:13

وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورً

Artinya : “Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya.” (Q.S. Al-Isra’/17:13)

d) Q.S. at-Tagabun/64:11

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya : “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah Swt.” (Q.S. At-Tagabun/64:11)

2. Dalil As-Sunah (Hadis Rasulullah)

1)  Adapun penjelasan Rasulullah saw. tentang Qada' dan Qadar antara lain diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam hadis berikut ini.

إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ، فَوَاللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غُيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا.

 (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)

Artinya : “Sesungguhnya penciptaan salah seorang dari kalian dikumpulkan dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (sperma), kemudian berubah menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi mudghah (sepotong daging) selama empat puluh hari, kemudian malaikat dikirim kepadanya kemudian malaikat meniupkan ruh padanya, dan malaikat tersebut diperintahkan empat hal yaitu menuliskan rizkinya, menuliskan ajalnya, menuliskan amal perbuatannya, dan menuliskan apakah ia celaka, atau bahagia. Demi Dzat yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, hingga ketika jaraknya dengan surga cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian ia mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, dan ia pun masuk neraka. Sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, hingga ketika jaraknya dengan neraka cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian ia mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, dan ia masuk surga.” (H.R. Muslim)

2) Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw. bersabda yang artinya sebagai berikut.

إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّه أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً ، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذاَلِكَ ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذاَلِكَ ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِماَتٍ ; رِزْقِه ، وَأَجَلِه ، وَعَمَلِه ، وَهَلْ هُوَ شَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ


Artinya :
”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah Swt. mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.” (H.R.al-Bukhari dan Muslim)

Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Qada' dan Qadarnya oleh Allah Swt. sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.

C Kewajiban Beriman kepada Qada' dan Qadar


Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah Swt. atas diri kita. Di dalam sebuah hadis qudsi Allah Swt. berfirman yang artinya :

قال الله تعلى : من لم يرض بقضا ئى وقدرى ولم يصبر على بلا ئى فليلتمس ربّا سواي.

(رواه الطبرانى)

Artinya :  ”Siapa yang tidak rida dengan Qada-Ku dan Qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku”.
(H.R. at-Tabrani).

Takdir Allah Swt. merupakan iradah (kehendak) Allah Swt. Oleh sebab itu, takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir sesuai dengan keinginan kita, hendaklah kita bersyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah Swt. kepada kita.

Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin bahwa dibalik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Swt. Maha Mengetahui atas apa yang diperbuat-Nya.

D. Macam-Macam Takdir

Mengenai hubungan antara Qada' dan Qadar dengan ikhtiar, do’a dan tawakal ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam seperti berikut.

1. Takdir Mua’llaq

Takdir Mua’llaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Misalnya, seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu, ia belajar dengan tekun.  Dalam hal ini Allah Swt. berfirman:

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ ١١

Artinya : “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt. tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah Swt. menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (Q.S Ar- Ra’d/13:11).

2. Takdir Mubram

Takdir Mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh manusia. Misalnya, ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit, atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapak kulit putih, dan sebagainya.

E. Kaitan Antara Beriman kepada Qada' dan Qadar Allah Swt. dengan Sikap Optimis, Berikhtiar, dan Bertawakal

Beriman kepada takdir selalu terkait dengan empat (4) hal yang selalu berhubungan dan tidak terpisahkan. Keempat hal itu adalah sikap optimis terhadap takdir terbaik Allah Swt., berikhtiar, berdo’a, dan tawakal.

  • Sikap Optimis akan Takdir Terbaik Allah Swt. Setiap pilihan yang diambil manusia, pada saatnya akan diminta pertanggungjawaban terhadap pilihannya, karena dilakukan atas kesadaran sendiri. 
  • Ikhtiar. Ikhtiar adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati dalam menggapai cita-cita dan tujuan. Allah Swt. menentukan takdir, kita sebagai manusia berkewajiban melakukan ikhtiar.
  • Doa. Doa adalah ikhtiar batin yang besar pengaruhnya bagi manusia yang meyakininya. Hal ini karena doa merupakan bagian dari motivasi intrinsik.
  • Tawakal. Setelah meyakini dan mengimani takdir, kemudian dibarengi dengan ikhtiar dan do’a, maka tibalah manusia mengambil sikap tawakal. Tawakal adalah “menyerahkan segala urusan dan hasil ikhtiarnya hanya kepada Allah Swt.”

F. Hikmah Beriman kepada Qada' dan Qadar

  • Semakin meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari sunnatullah.
  • Semakin termotivasi untuk senantiasa berikhtiar atau berusaha lebih giat lagi dalam mengejar cita-citanya.
  • Meningkatkan keyakinan akan pentingnya peran doa bagi keberhasilan sebuah usaha.
  • Meningkatkan optimisme dalam menatap masa depan dengan ikhitar yang sungguh-sungguh;
  • Meningkatkan kekebalan jiwa dalam menghadapi segala rintangan dalam usaha sehingga tidak berputus asa ketika mengalami kegagalan.
  • Menyadarkan manusia bahwa dalam kehidupan ini dibatasi oleh peraturan-peraturan Allah Swt., yang tujuannya untuk kebaikan manusia itu sendiri. Bersikap optimis, Ikhtiar dan Tawakkal sebagai implementasi beriman kepada Qada’ dan Qadar Allah Swt.

G. Menerapkan Perilaku Mulia

Perilaku seseorang yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qada' dan Qadar Allah Swt. dicerminkan dalam beberapa perilaku seseorang di antaranya sebagai berikut.

  • Selalu menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa karena orang yang beriman kepada Qada' dan Qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena rahmat Allah Swt. 
  • Banyak bersyukur dan bersabar karena orang yang beriman kepada Qada' dan Qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah Swt. yang harus disyukuri. 
  • Bersikap optimis dan giat bekerja karena manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. 
  • Selalu tenang jiwanya karena orang yang beriman kepada Qada' dan Qadar senantiasa tenang hidupnya, sebab ia selalu senang atas apa yang ditentukan Allah Swt. kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur.

Minggu, 19 September 2021

Materi PAI Kelas XII Bab 1 - Semangat Beribadah Dengan Meyakini Hari Akhir

Semangat Beribadah Dengan Meyakini Hari Akhir (Materi Pendidikan Agama Islam Kelas XII) Untuk SMA/MA/SMK/MAK 

A. Pengertian Hari Akhir

Hari Akhir menurut bahasa artinya “Hari Penghabisan” (Q.S. Al-Baqarah/2:177), juga disebut “Hari Pembalasan” (Q.S. Al-Fatihah/1:4). Sedangkan menurut istilah, Hari Akhir adalah hari mulai hancurnya alam semesta berikut isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah Swt. Hari Akhir juga disebut hari Kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah Swt. yang seadil-adilnya (Q.S. al-Mumtahanah/60:3).

Kebenaran akan datangnya Hari Akhir dapat ditemukan melalui kajian ayat-ayat al-Qur’an, ilmu pengetahuan, dan panca indera. Melalui kajian akan kebenaran adanya Hari Akhir, kalian dapat menghayati akan nilai-nilai keimanan kepada Hari Akhir. Berikut disajikan informasi terkait dengan Hari Akhir menurut ketiga sudut pandang tersebut. Mari kalian pelajari bersama.


Silahkan Download Buku PAI kelas XII di Link 1, atau Link 2


1. Hari Akhir Menurut al-Qur’an 

Hari Akhir atau Hari Kiamat menurut al-Qur'an dapat dibagi menjadi dua: 

a. Kiamat Sugra (kecil)  
Kiamat Sugra adalah peristiwa datangnya kematian bagi semua makhluk termasuk manusia yang bersifat lokal dan individu. Firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali Imrãn/3:185:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. 

Sebelum terjadi hari kiamat, mereka yang telah mati mengalami proses awal kehidupan akhirat yang disebut alam barzakh (Q.S. Ar-Rum/30:55-56). Barzakh adalah alam yang menjadi batas antara alam dunia dan alam akhirat. Pada masa itu roh manusia sudah menyadari akan kebenaran janji Allah Swt. (Q.S. Al-Mu’minun/23:99-100), bahkan kepada mereka yang jahat sudah diperlihatkan neraka dan siksa (Q.S. Al-Mu’min/40:45-46).

Peristiwa-peristiwa yang harus diimani yang akan terjadi sesudah mati antara lain :

1) Fitnah kubur: yaitu beragam pertanyaan yang diajukan kepada orang yang meninggal tentang Tuhannya, agamanya, nabinya, imannya, dan kiblatnya. 

2) Siksa dan nikmat kubur: siksa kubur diperuntukkan bagi orang yang zalim, munafik, kafir dan musyrik (Q.S. Al-An’am/6:93, Q.S. Al-Mu’min/40:46, Q.S. Al-Fussilat/41:30, Q.S. Al-Ahqaf/46:83-89). “Nikmat kubur diperuntukkan bagi orang yang baik amal ibadahnya di dunia” (Q.S. Ali-Imran/3:169-170 dan Q.S. Al-Baqarah/2:154). 

Tanda-tanda kiamat sughra
  • Diutusnya Rasulullah saw. sebagai penutup para Nabi dan Rasul
  • Segala urusan dipegang oleh yang bukan ahlinya
  • Sungai eufrat mengering
  • Banyak terjadi pembunuhan (peperangan)
  • Banyak terjadi fitnah
  • Ilmu agama mulai diangkat dengan wafatnya para ulama'
  • Merebaknya perbuatan zina
  • Jumlah kaum wanita lebih banyak daripada pria, dll
b. Kiamat Kubra  (besar) 

Peristiwa berakhirnya seluruh kehidupan makhluk dan hancur leburnya alam semesta secara total dan serentak. Proses terjadinya hari kiamat tersebut dijelaskan  oleh Allah Swt. dalam banyak ayat, di antaranya dalam Q.S. At-Takwír/81:1-3 : 

إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ - وَإِذَا النُّجُومُ انْكَدَرَتْ - وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ

Artinya: “Apabila matahari digulung, apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan” 

Dalam Q.S. Az-Zalzalah/99:1-5 dijelaskan peristiwa terjadinya kiamat dimulai dengan datangnya gempa yang sangat dahsyat. Dalam  Q.S. Al-Qari’ah/101:1-5 dijelaskan keadaan manusia bagaikan anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung bagai bulu yang dihamburhamburkan.

Berdasarkan ayat-ayat tersebut, peristiwa kiamat merupakan kejadian yang sangat hebat, yaitu tatkala Malaikat Israfil meniup sangkakala. Kemudian bumi diangkat, gunung-gunung dibenturkan dan terjadilah kerusakan hebat. Langit pecah bergelegar, benda-benda bumi pun bertebaran laksana kabut. Sementara manusia akan kacau balau kebingungan hanya Allah Swt. saja yang Maha Kekal.

Tanda-tanda kiamat kubra
  • Munculnya Imam Mahdi
  • Munculnya Dajjal laknatullah
  • Turunnya Nabi Isa as
  • Munculnya Ya'juz dan Ma'juz
  • Terbitnya matahari dari barat
  • Munculnya binatang melata yang dapat berbicara kepada manusia
  • Munculnya dukhan (kabut)
  • Terjadinya gempa
  • Hancurnya Ka'bah
  • Munculnya api yang keluar dari Yaman
2. Hari Kiamat Menurut Ilmu Pengetahuan

a. Menurut Geologi 

Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrope). Setelah diam gas itu menjadi dingin, maka gas yang berat mengendap ke bawah, yang ringan berada di atas. Melalui proses evolusi yang lama sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu, kerikil, pasir, dan sebagainya, sedangkan bagian tengah masih panas. Zat panas bercampur lava, lahar, batu, dan pasir panas. Bumi beredar karena adanya daya tarik matahari terhadap bumi berkurang. Akibatnya bumi akan bergeser dari matahari sehingga putaran bumi semakin cepat dan akan mengalami nasib seperti meteor (menyala/hancur). 

b. Menurut Teori Fisika 
Letak matahari kira-kira 150 juta km jauhnya dari bumi, namun sinar matahari sampai ke bumi selama 8 menit 20 detik. Garis tengah matahari = 1,4 juta km, dan luas permukaannya 616 x 1010 km = 622160 km. Menurut ahli fisika energi matahari dipancarkan ke angkasa dan sekitarnya 5,7 x 1027 kalori = 5853,9 kalori/menit dan mampu menyala 50 milyar tahun dengan panas 15 juta derajat celcius. 

Kalau suatu ketika matahari tidak muncul atau cahayanya redup karena tenaga/sinarnya habis, maka tidak ada angin dan awan yang berakibat hujan tidak akan turun. Selanjutnya gunung-gunung akan meletus, ombak bergulung-gulung, air laut naik sehingga hancurlah bumi ini.

3. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir 

Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa telah diperlihatkan peristiwa-peristiwa yang menakjubkan di dunia sebagaimana berikut ini: 
a. Peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israil, akan di hidupkan kembali oleh Allah Swt. hanya dengan perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke tubuh orang yang terbunuh (Q.S. Al-Baqarah/2:72-73 )

b. Peristiwa Nabi Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya kemudian diletakkan di tiap-tiap bagian di atas bukit lalu Allah Swt. berfirman: “Panggillah! niscaya mereka datang kepadamu dengan segera” (Q.S. Al-Baqarah/2:260).

Kedua informasi di atas memang dijelaskan oleh Al-Quran, tetapi bukan merupakan berita langsung bahwa Hari Akhir akan datang, melainkan informasi historis (sejarah) tentang peristiwa yang pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa kiamat pasti datang.

B. Periode Hari Akhir 

Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Yaumul Ba’atş 

Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk manusia, terjadilah hari kebangkitan. Hari kebangkitan adalah proses dibangkitkannya seluruh makhluk dari alam kubur. Firman Allah Swt. :
Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah  semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepada mereka apa saja yang mereka telah kerjakan, dan Allah mengumpukan semua amal perbuatan mereka padahal mereka sudah melupakannya dan Allah menyaksikan atas segala sesuatu.” (Q.S. Al-Mujadalah/58:6).

2. Yaumul Hasyr 

Yaumul Hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya masing-masing.  Kemudian semua manusia digiring ke tempat yang luas yaitu Padang Mahsyar (tempat berkumpul). Firman Allah Swt. :
Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.” (Q.S. Al-Kahfi/18:47). 

3. Buku Catatan
Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan hidup) yang sudah dicatat Malaikat Raqiib dan ‘Atid. Kitab catatan ini berisi semua perbuatan dan perkataan manusia sewaktu hidup di dunia. Firman Allah Swt. :
Dan diletakkan kitab, lalu akan kamu lihat rang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata  “Wahai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak melupakan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya. Mereka memperoleh di hadapan mereka apa-apa yang telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak akan menganiaya seseorang pun.” (Q.S. Al-Kahfi/18:49). 

4. Yaumul Hisab dan Mizan
Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua amalan di akhirat untuk dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung dengan seksama dan teliti. Ketika amalan mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi. Firman Allah Swt. :
Pada hari itu lidah, tangan, dan kaki masing-masing menjadi saksi atas perbuatan yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nur/24:24). 


Tahapan selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah timbangan yang adil berisi  kebajikan dan kejahatan yang telah diperbuat setiap manusia. Setiap orang ditimbang amalnya dengan seadil-adilnya. Firman Allah Swt. :   
Dan Kami letakkan timbangan yang tepat (adil) pada hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Dan jika amalan itu hanya seberat zarrah pasti kami berikan (pahalanya). Dan cukuplah kami saja yang memperhitungkannya.” (Q.S. Al-Anbiya’/21:47).

5. As-Shiraat 

As-Shiraat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga. Mudah atau sulitnya melewati As-Shirat itu tergantung kepada amal setiap manusia. Rasulullah saw. bersabda: 
Terbentanglah jembatan (As-Shirāt) itu di antara dua tepi Neraka Jahanam.” (H.R. Muslim). 

6. Yaumul Jaza’ 

Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima balasan Allah Swt. (Jaza’). Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan amalnya selama ia hidup di dunia. Firman Allah :

Pada hari itu tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang telah diusahakannya. Tidak seorang pun dirugikan pada hari tersebut. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
(Q.S Al-Mukmin/40:17).

7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga 

Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan, mereka diberikan balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya. Pada saat itu terbagilah manusia menjadi dua golongan. Adapun bagi mukmin yang bertakwa  kepada Allah Swt. pasti akan menerima balasan yang setara,yaitu berupa surga. Surga disediakan Allah Swt. sebagai karunia kepada hamba-Nya (Perhatikan! Q.S. Al-Haqqah/69:21-24), (Q.S. Al-Wāqi’ah/56:8-40).

Surga dalam al-Quran disebutkan dengan berbagai kata (nama), yang paling banyak dijumpai adalah kata Al-Jannah. Jannah artinya kebun.

Selain Al-Jannah, nama-nama lain untuk menyebut sorga adalah Darus Salam (tempat yang damai), Darul Khuld (negeri yang kekal), Al-Firdaus (taman surga), Jannatun Na'im (taman-taman kenikmatan), Jannatul Ma'wa (surga tempat kembali), Jannatu 'Adn, dan lain-lain.

8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka 

Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak mengerjakan perbuatan jahat, maksiat tercela,dan kafir terhadap Allah Swt. kufur kepada ajaran dan nikmat Allah Swt., maka akan menerima balasan yang jahat pula yaitu berupa Neraka. Al-Quran menyebut neraka dengan nama An-Nar. An-Nar artinya api. Nar atau neraka adalah tempat yang penuh adzab dan kesengsaraan.

Sebagian kegetiran dan kerasnya siksaan neraka, digambarkan melalui firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-GAsyiyah/88:4-7 : 

Memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minuman dengan  air dari sumber yang sangat panas. Mereka tidak memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.”

Neraka memiliki berberapa nama dan tingkatan penghuninya :

1. Jahim, yaitu neraka tempat penyiksaan bagi orang musyrik 
2. Hawiyah, yaitu neraka untuk orang yang ringan amalnya, mereka mengarjakan kebaikan dicampur dengan keburukan
3. Saqar, neraka tempat orang-orang munafiq (orang yang mendustakan perintah Allah) dan orang-orang yang tidak menegakkan shalat
4. Lazha, neraka untuk orang yang suka mengumpulkan harta, serakah, dan menghina orang msiskin 
5. Huthamah, neraka untuk orang yang suka mengumpulkan emas, perak, dan serakah tidak mau zakat, serta suka menghina orang miskin
6. Sa'ir, neraka untuk orang kafir dan orang yang makan harta anak yatim dengan cara zhalim
7. Wail, neraka untuk pengusaha dan pedagang yang licik, curang. 

Nama-nama lain hari kiamat:

Yaumul Qiyamah (يَوْمُ الْقِيَامَة) : hari kiamat.
Yaumur Rajifah (يوم الراجفة) : hari lindu besar.
Yaumus Sa'iqah (يوم) : hari keguncangan.
Yaumuz Zalzalah (يوم الزلزلة) : hari keguncangan atau keruntuhan.
Yaumul Haqqah (يوم الحاقة) : hari kepastian.
Yaumul Qariah (يوم القارعة) : hari keributan.
Yaumul Akhir (يوم الاخر) : hari akhir.
Yaumut Tammah (يوم) : bencana agung.
Yaumul Asir (يوم العسير) : hari sulit.
Yaumun la raiba fihi (يوم لا ريب فيه) : hari yang tidak ada lagi keraguan padanya.
Yaumul ba'ts (يوم البعث) :  hari kebangkitan.
Yaumut Tagabun (يوم التغابن) : hari terbukanya segala keguncangan.
Yaumun Nusyur (يوم النشور) : hari kebangkitan.
Yaumut Tanad (يوم التناد) : hari panggilan.
Yaumul Mizan (يوم الميزان) : hari pertimbangan.
Yaumu la tajzi nafsun an nafsin syaian : hari yang tidak dapat seseorang diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun.
Yaumul Jam'i (يوم الجمع) : hari pengumpulan.
Yaumul Fashl (يوم الفصل) : hari pemisahan.
Yaumul Waqi'ah (يوم الواقعة) : hari kejatuhan.
Yaumul Mahsyar (يوم المخشر) : hari berkumpul.
Yaumu Din (يوم الدين) : hari keputusan.
Yaumut Talaq (يوم التلاق) : hari pertemuan.
Yaumul Jaza (يوم الجزاء) : hari pembalasan.
Yaumul 'Ard (يوم العرض) : hari pertontonan.
Yaumul Gasyiyah (يوم الغاشية) : hari pembalasan.
Yaumul Khulud (يوم الخلد) : hari yang kekal.
Yaumul Barzah (يوم البرزخ) : hari penantian.
Yaumul Hisab (يوم الحساب) : hari perhitungan.
Yaumul Waid (يوم الوعد) : hari ancaman.
Yaumul Haq (يوم الحق) : yaitu hari kebenaran.

C. Mengimani Hari Akhir

Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus diyakini oleh setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia, baik maupun buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan kepada Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan utama untuk menyadarkan diri agar selalu taat kepada ajaran Allah Swt. 

Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar meyakini datangnya Hari Akhir, di antaranya adalah firman Allah Swt. pada Q.S. Al-Baqarah/2:4 berikut :


Artinya: “dan mereka yang beriman kepada  (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat”. 

Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril yang panjang tentang iman, Islam, dan Ihsan, beliau bersabda (ketika ditanya tentang iman) :
Artinya: “Beliau menjawab: "Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk”. (H.R. Muslim). 

Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan salah satu ciri orang beriman. Sedangkan dalam penggalan hadis di atas, Rasulullah saw. menyebut Hari Akhir sebagai salah satu perkara yang wajib diyakini, yang kemudian disebut rukun iman.  

Iman kepada Hari Akhir berarti percaya dengan penuh keyakinan bahwa kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat.

D. Menampilkan Perilaku Beriman Kepada Hari Akhir

Keyakinan akan adanya hari akhir mengantar manusia untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif dalam kehidupannya khususnya banyak melakukan amal kebaikan sesuai dengan nilai-nilai al-Qur'an. 

Dari pembahasan di atas, perilaku yang menggambarkan kesadaran beriman kepada Hari Akhir sebagaimana berikut ini:

1. Menyadari bahwa semua perbuatan selama di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. untuk itu segala sikap dan perilaku kita harus selaras dengan tuntunan agama; 
2. Menyadari  bahwa manusia itu sangat kecil di hadapan kebesaran Allah Swt., sehingga diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur atau sombong dalam dirinya; 
3. Selalu berusaha melakukan amal salih dan menghindari semua perbuatan yang bertentangan dengan norma agama; 
4. Membiasakan diri dengan akhlak karimah, seperti mawas diri, rendah hati, peduli kepada sesama, dan lain-lain; 
5. Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt. baik dengan melakukan ibadah ritual (seperti salat) maupun dengan ibadah sosial, yaitu semua kegiatan yang bermanfaat bagi sesama; 
6. Termotivasi untuk selalu bekerja keras dan menjauhi kemalasan.

E. Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir

Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena Allah Swt. tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di bawah ini beberapa hikmah iman kepada Hari Akhir: 

1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah Swt.  di dunia dan di akhirat;
2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini; 
3. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. dengan mengharapkan mau’nah-Nya pada hari itu; 
4.  Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas; 
5.  Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya; 
6.  Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan  apa yang ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.