Meyakini Qada' dan Qadar Melahirkan Semangat Bekerja
Ketetapan
Allah Swt. di zaman azali disebut Qada'. Kenyataan bahwa saat terjadinya
sesuatu yang menimpa makhluk Allah Swt. disebut Qadar atau takdir. Dengan kata
lain bahwa Qadar adalah perwujudan dari Qada'. Antara Qada' dan Qadar saling
berkaitan. Qada' adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah Swt. sejak zaman
azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah Swt. Jadi,
hubungan antara Qada' dan Qadar ibarat rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah
Swt. berupa Qadar-Nya sesuai dengan ketentuan-Nya.
A. Pengertian Qada' dan Qadar
Pandangan
yang membedakan antara Qada' dan Qadar, mendefiniskan Qadar dengan “ilmu Allah
Swt. tentang apa yang akan terjadi pada makhluk di masa mendatang. ” Qada'
adalah “segala sesuatu yang Allah Swt. wujudkan (adakan atau berlakukan) sesuai
dengan ilmu dan kehendaknya.” Sebagian ulama yang
lain justru menerapkan definisi di atas secara terbalik, yakni definisi Qada'
dan Qadar ditukar.
Pendapat
yang menyamakan Qada' dan Qadar memberikan definisi ”bahwa aturan baku yang
diberlakukan oleh Allah Swt. terhadap alam ini, undang-undang yang bersifat
umum, dan hukum-hukum yang mengikat sebab dan akibat”. Pengertian itu diilhami
oleh beberapa ayat al-Quran, seperti firman Allah Swt.:
اللَّهُ
يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ أُنْثَىٰ وَمَا تَغِيضُ الْأَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ
ۖ وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ
Artinya : “Allah
Swt. mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim
yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada
ukurannya”. (Q.S. Ar-Ra’d/13:8)
Qada' menurut bahasa
berarti “menentukan atau memutuskan”, sedangkan menurut istilah artinya “segala ketentuan
Allah Swt. sejak zaman azali”. Adapun pengertian Qadar menurut bahasa adalah
“memberi kadar, aturan, atau ketentuan”. Menurut istilah berarti
”ketetapan Allah Swt. terhadap seluruh makhluk-Nya tentang segala sesuatu”.
Firman Allah Swt.:
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Artinya : “Yang
kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan
tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala
sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”.
(Q.S.
Al-Furqan/25:2).
Iman kepada Qada' dan
Qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah
menentukan segala sesuatu bagi makhluk-Nya. Menurut Yasin, iman kepada Qada'
dan Qadar adalah “mengimani adanya ilmu Allah Swt. yang qadīm dan mengimani adanya kehendak Allah
Swt. yang berlaku serta kekuasaan-Nya yang menyeluruh”
Iman kepada Qada' dan
Qadar meliputi empat prinsip, sebagai berikut.
- Iman
kepada ilmu Allah Swt. yang Qadiim (tidak berpermulaan), dan Dia mengetahui
perbuatan manusia sebelum mereka melakukannya.
- Iman
bahwa semua Qadar Allah Swt. telah tertulis di Lauh Mahfuzh.
- Iman
kepada adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku dan kekuasaan-Nya yang bersifat
menyeluruh.
- Iman
bahwa Allah Swt. adalah Zat yang mewujudkan makhluk. Allah Swt. adalah Sang
Pencipta dan yang lain adalah makhluk.
B. Dalil-Dalil tentang Qada' dan Qadar
Allah Swt. menjelaskan tentang Qada' dan Qadar,
melalui firman-firman-Nya, dan juga dalam beberapa hadis Rasulullah saw., di
antaranya menyatakan hal-hal berikut.
1. Dalil al-Qur'an
a) Q.S. al-Qamar/54:49
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
Artinya : “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut
ukuran (takdir).”
(Q.S. Al-Qamar/54:49)
b) Q.S. al-Hadiid/57:22
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ
وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ
ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Artinya : “Tidak
ada suatu bencana apapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah Swt.” (Q.S.
Al-Hadiid/57:22)
c) Q.S. al-Isra’/17:13
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ
طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ
مَنْشُورً
Artinya : “Dan
tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya
kalung) pada lehernya.” (Q.S. Al-Isra’/17:13)
d) Q.S. at-Tagabun/64:11
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا
بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya : “Tidak ada sesuatu musibah pun
yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah Swt.” (Q.S. At-Tagabun/64:11)
2. Dalil As-Sunah
(Hadis Rasulullah)
1) Adapun penjelasan Rasulullah saw. tentang Qada'
dan Qadar antara lain diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam hadis berikut ini.
إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ
بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ
ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ
فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ،
وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ، فَوَاللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ
غُيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا
يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ
فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ
لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا
إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ
الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا.
(رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)
Artinya : “Sesungguhnya penciptaan salah seorang dari kalian dikumpulkan
dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (sperma),
kemudian berubah menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama empat puluh hari,
kemudian berubah menjadi mudghah (sepotong daging) selama empat puluh hari,
kemudian malaikat dikirim kepadanya kemudian malaikat meniupkan ruh padanya,
dan malaikat tersebut diperintahkan empat hal yaitu menuliskan rizkinya,
menuliskan ajalnya, menuliskan amal perbuatannya, dan menuliskan apakah ia
celaka, atau bahagia. Demi Dzat yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti mengerjakan amal
perbuatan penghuni surga, hingga ketika jaraknya dengan surga cuma satu lengan,
tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian ia mengerjakan amal perbuatan
penghuni neraka, dan ia pun masuk neraka. Sesungguhnya salah seorang dari
kalian pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, hingga ketika jaraknya
dengan neraka cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian ia
mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, dan ia masuk surga.” (H.R. Muslim)
2) Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw.
bersabda yang artinya sebagai berikut.
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيُجْمَعُ خَلْقُهُ
فِيْ بَطْنِ أُمِّه أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً ، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً
مِثْلَ ذاَلِكَ ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذاَلِكَ ، ثُمَّ يُرْسَلُ
إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِماَتٍ
; رِزْقِه ، وَأَجَلِه ، وَعَمَلِه ، وَهَلْ هُوَ شَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
Artinya : ”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama
40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi
segumpal daging, kemudian Allah Swt. mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke
dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal
perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.” (H.R.al-Bukhari dan
Muslim)
Dari hadis di atas
dapat diketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Qada' dan Qadarnya oleh
Allah Swt. sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah
ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu
nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha,
sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
C Kewajiban Beriman kepada Qada' dan Qadar
Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima
segala ketentuan Allah Swt. atas diri kita. Di dalam sebuah hadis qudsi Allah
Swt. berfirman yang artinya :
قال الله تعلى : من لم يرض بقضا ئى وقدرى
ولم يصبر على بلا ئى فليلتمس ربّا سواي.
(رواه
الطبرانى)
Artinya : ”Siapa yang tidak rida dengan Qada-Ku dan Qadar-Ku dan tidak sabar
terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan
selain Aku”.
(H.R. at-Tabrani).
Takdir
Allah Swt. merupakan iradah (kehendak) Allah Swt. Oleh sebab itu, takdir tidak
selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir sesuai dengan keinginan
kita, hendaklah kita bersyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan
Allah Swt. kepada kita.
Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan
atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan
ikhlas. Kita harus yakin bahwa dibalik musibah itu ada hikmah yang terkadang
kita belum mengetahuinya. Allah Swt. Maha Mengetahui atas apa yang
diperbuat-Nya.
D. Macam-Macam Takdir
Mengenai hubungan antara Qada' dan Qadar dengan
ikhtiar, do’a dan tawakal ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua
macam seperti berikut.
1. Takdir Mua’llaq
Takdir Mua’llaq adalah takdir yang erat kaitannya
dengan ikhtiar manusia. Misalnya, seorang siswa bercita-cita ingin menjadi
insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu, ia belajar dengan
tekun. Dalam hal ini Allah Swt. berfirman:
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ
وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ
مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ
بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ ١١
Artinya : “Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt.
tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah Swt. menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia”. (Q.S Ar- Ra’d/13:11).
2. Takdir Mubram
Takdir Mubram adalah takdir yang terjadi pada
diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat ditawar-tawar lagi
oleh manusia. Misalnya, ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit, atau
dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapak kulit putih, dan
sebagainya.
E. Kaitan Antara Beriman kepada Qada' dan
Qadar Allah Swt. dengan Sikap Optimis, Berikhtiar, dan Bertawakal
Beriman kepada takdir selalu terkait dengan
empat (4) hal yang selalu berhubungan dan tidak terpisahkan. Keempat hal itu
adalah sikap optimis terhadap takdir terbaik Allah Swt., berikhtiar, berdo’a,
dan tawakal.
- Sikap
Optimis akan Takdir Terbaik Allah Swt. Setiap pilihan yang diambil manusia,
pada saatnya akan diminta pertanggungjawaban terhadap pilihannya, karena
dilakukan atas kesadaran sendiri.
- Ikhtiar.
Ikhtiar adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati dalam menggapai
cita-cita dan tujuan. Allah Swt. menentukan takdir, kita sebagai manusia
berkewajiban melakukan ikhtiar.
- Doa.
Doa adalah ikhtiar batin yang besar pengaruhnya bagi manusia yang meyakininya.
Hal ini karena doa merupakan bagian dari motivasi intrinsik.
- Tawakal.
Setelah meyakini dan mengimani takdir, kemudian dibarengi dengan ikhtiar dan
do’a, maka tibalah manusia mengambil sikap tawakal. Tawakal adalah “menyerahkan
segala urusan dan hasil ikhtiarnya hanya kepada Allah Swt.”
F. Hikmah Beriman kepada Qada' dan Qadar
- Semakin
meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari
sunnatullah.
- Semakin
termotivasi untuk senantiasa berikhtiar atau berusaha lebih giat lagi dalam
mengejar cita-citanya.
- Meningkatkan
keyakinan akan pentingnya peran doa bagi keberhasilan sebuah usaha.
- Meningkatkan
optimisme dalam menatap masa depan dengan ikhitar yang sungguh-sungguh;
- Meningkatkan
kekebalan jiwa dalam menghadapi segala rintangan dalam usaha sehingga tidak
berputus asa ketika mengalami kegagalan.
- Menyadarkan
manusia bahwa dalam kehidupan ini dibatasi oleh peraturan-peraturan Allah Swt.,
yang tujuannya untuk kebaikan manusia itu sendiri. Bersikap optimis, Ikhtiar
dan Tawakkal sebagai implementasi beriman kepada Qada’ dan Qadar Allah Swt.
G. Menerapkan Perilaku Mulia
Perilaku seseorang yang mencerminkan kesadaran
beriman kepada Qada' dan Qadar Allah Swt. dicerminkan dalam beberapa perilaku
seseorang di antaranya sebagai berikut.
- Selalu
menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa karena orang yang beriman
kepada Qada' dan Qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap
keberhasilan itu adalah semata-mata karena rahmat Allah Swt.
- Banyak
bersyukur dan bersabar karena orang yang beriman kepada Qada' dan Qadar,
apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan
itu merupakan nikmat Allah Swt. yang harus disyukuri.
- Bersikap
optimis dan giat bekerja karena manusia tidak mengetahui takdir apa yang
terjadi pada dirinya.
- Selalu
tenang jiwanya karena orang yang beriman kepada Qada' dan Qadar senantiasa
tenang hidupnya, sebab ia selalu senang atas apa yang ditentukan Allah Swt.
kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur.